Kutu putih Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae) merupakan salah satu hama yang paling dominan pada tanaman singkong (Manihot esculenta). Hama ini pertama kali terdeteksi di Indonesia pada tahun 2008. Parasitoid Acerophagus papayae Noyes & Schauff (Hymenoptera: Encyrtidae) merupakan agens hayati eksotik yang potensial mengendalikan kutu putih di banyak negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika penekanan populasi P. marginatus oleh musuh alami di lapang. Monitoring dilakukan dengan cara mengamati 50 tanaman contoh setiap bulannya. Peubah yang diamati meliputi insidensi serangan dan populasi kutu putih, persentase parasitasi dan hiperparasitasi serta populasi predator pada tiga kebun singkong selama 12 bulan berturut-turut. Insidensi serangan dan tingkat serangan kutu putih tertinggi masing-masing sebesar 26% dan 64% terjadi pada musim kemarau. Parasitoid A. papayae mampu menekan populasi P. marginatus antara 1-15 ekor per tanaman dengan tingkat parasitisasi 9-16%. Dinamika parasitisasi parasitoid bergantung pada kelimpahan kutu putih di lapangan. Hiperparasitoid yang ditemukan menyerang parasitoid tersebut adalah Chartocerus sp. (Hymenoptera: Signiphoridae) dan Prochiloneurus sp. (Hymenoptera: Encyrtidae). Hiperparasitisasi Chartocerus sp. pada A. papayae berkisar 0.87-1.05%, sedangkan hiperparasitisasi Prochiloneurus sp. pada A. papayae berkisar 0.47-1.35% per tanaman. Predator Plesiochrysa ramburi dan Cryptolaemus montrouzieri sangat rendah populasinya di lapangan sehingga tidak memberikan dampak yang nyata terhadap fluktuasi populasi kutu putih.
Copyrights © 2024