Penanganan kecelakaan kerja di industri manufaktur menjadi hal yang serius, hal ini berdampak pada cacat
fisik maupun mental pekerja, terganggunya proses produksi dan dampak ekonomis perusahaan. Data terakhir PT.
Khalifah Niaga Lantabura yang memproduksi mesin tepat guna, menunjukkan lebih dari 350 kecelakaan baik berat
maupun ringan pada tahun 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi atau stasiun kerja yang paling sering terjadi kecelakaan,
mengetahui penerapan penggunaan alat pelindung diri dan menganalisis penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja melalui pendekatan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan metode
likelihood and consequence, rekomendasi perbaikan menggunakan Hazard Identification and Risk Assesment dan
mencari sebab dasar menggunakan diagram Fault Tree Analysis.
Lembar kerja manajemen risiko menunjukkan hasil skor risk rating untuk stasiun cutting 37, stasiun welding
dan electricity 28, stasiun machining 16 dan stasiun finishing 17. Metode HIRA menunjukkan hasil dari keseluruhan
identifikasi bahaya yang menjadikan potensi bahaya terkena mesin gerinda potong dari kegiatan proses pemotongan
dengan mesin gerinda sebagai prioritas utama dengan risk rating number 16 dan indeks risiko bahaya 1B.
Hasil penelitian menunjukkan lokasi atau stasiun kerja yang paling kritis yaitu stasiun kerja cutting dengan
skor 37, dengan identifikasi bahaya terkena mata pisau, terkena mesin gerinda potong, gangguan pernafasan dan
terkena panas dari alat las plasma. Pada stasiun cutting ditemukan nilai tertinggi dengan skor 16, yang terdapat pada
jenis kegiatan proses pemotongan menggunakan mesin gerinda dengan potensi bahaya terkena mesin gerinda
potong. Potensi bahaya terkena mesin gerinda potong menjadi prioritas utama dengan Severity Category 1 Score 4,
Frequency Level B Score 4, Risk Rating Number 16 dan Indeks Risiko 1B.
Kata kunci: Fault Tree Analysis, Hazard Identification and Risk Assesment, Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Copyrights © 2016