Rumah Tahanan Negara juga merupakan tempat pembinaan bagi warga di dalamnya yang sedang menjalani proses hukuman. Cemas, stres, serta takut pada proses hukuman yang dihadapi, dan proses adaptasi di rutan menyebabkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mengalami masalah psikologis. Negara berusaha meminimalisir tingkat stres WBP sekaligus menjadikannya lebih produktif, meski masih menjalani masa hukumannya dengan pendidikan/pembinaan. Selain itu, hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran bagi WBP tertuang dalam beberapa aturan perundang-undangan. Tujuan dari penelitian ini ialah mengembangkan model komunikasi Fasilitator Eksternal dalam menyukseskan upaya pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis studi kasus yang mengacu pada metode, data, dan triangulasi sumber penelitian. Hasil penelitian ini diketahui bahwa model komunikasi Three Way Fit dalam penelitian ini kemudian menjadikan fasilitator dalam program pembinaan WBP di Rutan Kelas 1 Depok untuk lebih berkomitmen, disiplin dan penuh persiapan dalam setiap tugasnya. Petugas Rutan pun dituntut untuk mengetahui apa kebutuhan dan luaran yang diharapkan dari pelatihan yang dilakukan. Kedua pihak ini akan menentukan materi program dan luaran kegiatan benar-benar bermanfaat untuk warga binaan pemasyarakatan di Rutan tersebut.
Copyrights © 2024