Inovasi terus ditemukan dan dikembangkan untuk menyelaraskan antara kebutuhan konstruksi dengan penyedia material yang utama yakni lingkungan. Beton merupakan bahan struktural yang selalu dipakai dalam dunia konstruksi. Material alam berupa pasir, batu split dan semen menjadi bahan penyusun saat ini. Masifnya penggunaan semen dalam dunia konstruksi yang akan terus menyumbang dampak negatif pada lingkungan. Salah satu alternatif untuk mengurangi emisi CO² adalah dengan mengganti sebagian semen portland, disubsitusi dengan menggunakan Ground Granulated Blast Furnace Slag. Ground Granulated Blast Furnace Slag digunakan sebagai penggantimsebagianmsemen karena mengandungikalsium,ialuminium dan silica yang memiliki komposisi kimia tidak berbeda dengan bahan-bahan mineral alami termasuk bahan hidrasi seperti Semen Portland. Dalam Penelitian ini digunakan Ground Granulated Blast Furnace Slag 20% sebagai pengganti semen dengan FAS 0,3 serta mutu beton disesuaikan pada hasil eksperimen dengan adanya variasi umur balok, setiap variasi terdapat 3 benda uji balok. Terdapat benda uji kontrol yakni balok tanpa menggunakan GGBFS untuk dibandingkan. Pada umur 50 hari dan 56 hari, dilakukan pengujian lentur pada benda uji balok. Pada penelitian ini dihasilkan Balok dengan campuran GGBFS 20% umur 50 hari menghasilkan kuat lentur rata-rata 10,4 MPa, sedangkan balok variasi umur 56 menghasilkan kuat lentur 4,67 Mpa, dimana secara teori hipotesis semakin tua umur beton semakin besar nilai kuat lenturnya, hal ini disebabkan beberapa faktor saat pembuatan benda uji. Balok kontrol yang tidak menggunakan GGBFS menghasilkan kuat lentur rata-rata 10,45 MPa. Balok dengan Ground Granulated Blast Furnace Slag 20% dapat menghasilkan kuat lentur yang sama dengan balok tanpa Ground Granulated Blast Furnace Slag. Kata Kunci : Ground Granulated Blast Furnaced Slag, Balok Bertulang, Kuat Lentur, Umur
Copyrights © 2023