Indonesia, terletak di Cincin Api Pasifik, sangat rentan terhadap gempa bumi. Pada tahun 2022, BMKG mencatat 10.972 gempa, dengan 22 di antaranya menyebabkan kerusakan signifikan, menyoroti risiko terhadap bangunan. Perencanaan penting dalam membangun tahan gempa mempertimbangkan kekakuan, kekuatan, daktilitas, dan kemampuan untuk meredam energi seismik. Portal Bracing Konsentris (CBF) umumnya terhubung di persimpangan balok dan kolom namun dapat memengaruhi penempatan jendela dan pintu. Rangka Bracing Eksentris (EBF) menggunakan balok penghubung untuk mentransfer beban ke elemen lain, meskipun kurang efektif dibanding CBF. Penelitian menunjukkan perlunya meningkatkan efektivitas EBF. Portal bracing eksentris memerlukan balok penghubung yang kuat, yang dapat ditingkatkan dengan penyesuaian eksentrisitas. Penelitian menguji pengaruh eksentrisitas dan penyesuaian balok penghubung pada portal bracing diagonal dengan eksentrisitas 15 cm dan 25 cm, dibandingkan dengan CBF. Spesimen uji mengalami beban lateral serupa, membandingkan daktilitas dan pola retak dengan spesimen kontrol CBF. Studi ini menunjukkan bahwa portal C dengan eksentrisitas 0 cm menunjukkan daktilitas struktural tertinggi dibanding portal A (eksentrisitas 15 cm) dan portal B (eksentrisitas 25 cm), meskipun kekakuan portal C lebih rendah. Portal B menunjukkan kekakuan tertinggi sebesar 118,69 kg/mm. Portal A memiliki panjang retakan terpendek yaitu 336,98 cm, sementara portal C mengalami jumlah retakan terbanyak hingga 18 retakan, karena mampu menahan beban lateral hingga 1800 kg. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi daktilitas dan kekakuan sangat mempengaruhi kapasitas portal dalam menahan beban lateral. Eksentrisitas yang lebih rendah cenderung meningkatkan daktilitas tetapi mengurangi kekakuan, sementara eksentrisitas yang lebih tinggi dapat meningkatkan kekakuan tetapi mengorbankan daktilitas. Kata Kunci: Balok, Bracing, Daktilitas, Eksentrisitas, Link Beam.
Copyrights © 2014