The comfortability of access from each region in big cities has led to the rapid increasing of regional mobility.The mobility incude the motorists and also pedestrians. Pedestrian path is a container or space for pedestrian activities and activities to provide services to pedestrians so as to improve the smoothness, safety, and comfort for pedestrians. Convenience is one of the vital values that should be enjoyed by people when doing activities. Pedestrian path in Semarang in Simpang Lima area itself is fairly crowded, and has been laid out in such a way for vendors. Crowd arising from the existence of street vendors sometimes make some people feel less comfortable to pass through. Problems that occur will be observed and analyzed, namely the level of comfort in the pedestrian path in Simpang Lima area based on user perception. The method used is descriptive qualitative theory describing the pedestrian path and direct observation to the object observed coupled with interviewing some respondents.Kemudahan pencapaian (aksesibilitas) kawasan dari dan ke berbagai wilayah di kota-kota besar, telah menyebabkan meningkatnya mobilitas kegiatan kawasan yang cukup pesat. Mobilitas yang ada tidak hanya kendaraan bermotor tetapi juga pejalan kaki. Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Kenyamanan merupakan salah satu nilai vital yang selayaknya harus dinikmati oleh manusia ketika melakukan aktifitas-aktifitas. Di Kota Semarang jalur pedestrian di kawasan Simpang Lima Kota Semarang sendiri merupakan jalur pedestrian yang cukup ramai, dan sudah ditata sedemikian rupa bagi para pedagang kaki lima. Keramaian yang timbul akibat keberadaan pedagang kaki lima terkadang membuat beberapa orang merasa kurang nyaman untuk melaluinya. Permasalahan yang terjadi akan diobservasi lalu dianalisa, yaitu mengenai tingkat kenyamanan jalur pedestrian di kawasan Simpang Lima Kota Semarang berdasarkan persepsi pengguna. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan teori mengenai jalur pedestrian dan melakukan pengamatan langsung ke obyek yang diamati ditambah dengan mewawancarai beberapa responden.Â
Copyrights © 2015