Tuberkulosis yang resistan terhadap obat mengalami peningkatan dari tahun 2020 dan 2021. Beberapa faktor dapat mempengaruhi determinan Multidrug-Resistant Tuberculosis, yaitu pengobatan yang tidak adekuat, kurangnya pemantauan pasien, kepatuhan pasien yang buruk dalam mengonsumsi obat-obatan, dan penyebaran Multidrug-Resistant Tuberculosis di antara populasi yang rentan seperti orang dengan HIV. Tujuan penelitian ini melihat gambaran determinan Multidrug-Resistant Tuberculosis.  Metode scoping review melalui tinjuan artikel yang relevan dari database Sciencedirect, Pubmed, scopus, spinger link. Kriteria 5 tahun terakhir publikasi 2018-2023. Kata kunci “determinant” and “mdr tb” and “rifampicin isoniazid”. Pencarian dilakukan pada referensi full text dan full akses, artikel bahasa inggris, jumlah artikel yang digunakan 5 artikel. Hasil Studi tentang determinan Multidrug-Resistant Tuberculosis mencakup beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena Multidrug-Resistant Tuberculosis. Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk demografi (usia, pekerjaan, dan pendapatan) lingkungan (tinggal dipedesaan, rumah yang mempunyai kamar kurang dari 3, dan stigma sosial) riwayat penyakit sebelumnya (pengobatan sebelumnya, kontak dengan pendeita TB, pengobatan yang tidak sesuai, HIV, TB) prilaku (meminum alkohol, merokok, konsultasi ke dukun) dan faktor bioloogis melihat indeks massa tubuh. Kesimpulan Dalam rangka mengatasi MDR-TB, diperlukan upaya untuk memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan pemantauan dan pengawasan pengobatan TB, serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang TB dan cara menghindari penyebarannya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025