Stunting merupakan salah satu masalah serius terkait gizi di Indonesia. Secara global, prevalensi stunting pada anak usia di bawah lima tahun pada tahun 2019 mencapai 21,3%, yang setara dengan sekitar 144 juta anak. Di Indonesia sendiri, survei terbaru pada tahun 2021 melalui Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menemukan bahwa prevalensi stunting mencapai 24,4%. Pemberian ASI eksklusif memiliki peran penting dalam menyempurnakan nutrisi anak, tidak hanya meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga mendukung perkembangan kecerdasan secara mental, emosional, dan sosial. Intervensi spesifik dalam pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat mengurangi kasus stunting. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting pada balita. Metode penelitian yang diterapkan adalah tinjauan pustaka yang melibatkan analisis 5 artikel dari basis data seperti Google Scholar, Academia Edu, Publish or perish, Pubmed, dan Science Direct. Kriteria inklusi penelitian mencakup artikel-artikel yang dipublikasikan antara tahun 2020-2023, tersedia dalam bentuk teks lengkap, lokasinya meliputi Desa dan Puskesmas, memiliki nomor ISSN, terindeks di SINTA, serta menggunakan desain penelitian cross-sectional. Berdasarkan hasil tinjauan terhadap 5 literatur menunjukkan bahwa ibu rata-rata berusia 20-35 tahun dengan mayoritas latar belakang pendidikan SMP, dan sebagian besar dari mereka tidak bekerja. Sementara itu, balita yang mengalami stunting umumnya berusia 6-59 bulan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif. Dari analisis bivariat pada 2 artikel, disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif berpengaruh terhadap kejadian stunting, sementara 3 artikel lainnya menyatakan tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan kejadian stunting pada balita.
Copyrights © 2023