Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional, dari populasi penduduk Indonesia tahun 2018 penderita penyakit karies gigi mencapai 80%. Tindakan deteksi dini sebelum karies semakin parah sangatlah penting. Metode deteksi dini karies sekarang ini hanya tersedia di rumah sakit dan hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi. Penelitian ini menawarkan ide dengan menggunakan metode Fluoresen Optik. Prinsipnya adalah dengan memanfaatkan biomarker Matriks Metalloproteinase-8 (MMP-8) pada saliva, yang dapat bereaksi secara inhibit dengan kurkumin yang memiliki sifat fluoresen. Kandungan MMP-8 akan semakin bertambah dengan bertambahnya jumlah karies gigi ataupun tingkat keparahannya. Dengan menggunakan kurkumin yang bersifat fluoresen, reaksi antara kurkumin dan MMP-8 akan dimanfaatkan. Prinsipnya adalah sampel yang berupa campuran saliva dan kurkumin akan dikenai cahaya UV yang kemudian akan menghasilkan emisi cahaya fluoresen yang dapat diakuisisi oleh sensor AS7262 untuk kemudian dikirim ke komputer untuk dianalisis dan dilatih tiga jenis algoritma yakni ANN, KNN dan SVM. Klasifikasi yang digunakan menggunakan standar American Dental Association (ADA) dan klasifikasi biner (positif/negatif). Model dengan akurasi terbaik dihasilkan oleh algoritma dengan klasifikasi biner. Model ANN, KNN dam SVM untuk klasifikasi biner memiliki akurasi validasi yang masing-masing nilainya adalah 90%, 80% dan 60%. Sensitivitas pengklasifikasian pada metode ini cukup baik dibandingkan dengan metode konvensional yang ada.
Copyrights © 2023