Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik merupakan salah satu kecamatan yang menjadi penyumbang hasil perikanan terbesar di Kabupaten Gresik. Melalui kegiatan perikanan tersebut, dihasilkan produk samping berupa limbah padat maupun cair. Limbah cair yang dihasilkan berupa air bekas tambak yang berwarna cokelat hingga kehijauan, serta menimbulkan aroma tidak sedap diakibatkan oleh kandungan Ammonia yang berasal dari urin, feses ikan, dan sisa penguraian komponen organik dalam air. Air limbah tersebut langsung dialirkan ke saluran drainase dan tercampur dengan air hujan tanpa diolah terlebih dahulu. Pada jangka panjang, kondisi ini dapat membahayakan lingkungan. Tingginya kadar Ammonia dalam air akan memicu terjadinya eutrofikasi. Berdasarkan hasil uji laboratorium, didapatkan karakteristik air limbah dengan beberapa parameter yang masih melebihi baku mutu, yaitu TSS, Ammonia, dan Fosfat. Adapun teknologi pengolahan yang terpilih untuk mengolah limbah tambak ikan tradisional adalah dengan Unit Prasedimentasi dan Constructed wetland menggunakan tanaman Canna indica. Pemilihan teknologi pengolahan tersebut berdasarkan pada karakteristik air limbah, ketersediaan dana dan sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan tambak tradisional. Kedua teknologi tersebut dinilai cukup mudah untuk dioperasikan dan dapat meremove polutan dengan baik agar effluent yang dihasilkan memenuhi baku mutu. Melalui kegiatan perencanaan, didapatkan luas lahan yang dibutuhkan untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah seluas 0,136 ha (hektar).
Copyrights © 2023