Pengendalian persediaan merupakan aktivitas penting dalam memastikan ketersediaan persediaan dan pemenuhan permintaan yang dapat memengaruhi kinerja rantai pasok. Dalam pemenuhan permintaannya, PT X sebuah perusahaan produsen fast moving products dengan produk kurang lebih berjumlah 1600 SKU dalam group product memiliki tiga tahap distribusi yakni National Distribution Center (NDC), Regional Distribution Center (RDC), dan Distribution Center (DC), dimana antar DC dapat melakukan order dan supply satu sama lain (transshipment). Permasalahan terkait pengendaian persediaan dialami oleh PT X, dimana mekanisme perngendalian persediaan yang saat ini dilakukan PT X masih memiliki kelemahan yang menyebabkan kinerja rantai pasok dari segi responsivitas yang direpresentasikan oleh fill rate yang masih jauh dari target yang disebabkan karena ketidakmampuan DC dalam pemenuhan permintaan akibat dari permasaalahn ketidakseimbangan stock, understock, dan overstock di beberapa DC serta pengendalian persediaan yang saat ini dilakukan masih belum mempertimbangkan efisiensi biaya dari masing-masing fasilitas. Pendekatan simulasi sistem dinamik digunakan pada tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengendalian persediaan pada rantai pasok multi-echelon perusahaan fast moving goods di Indonesia. Terdapat tiga skenario perbaikan kebijakan pengendalian yang dikembangkan. Skenario perbaikan kebijakan pengendalian persediaan yang dikembangkan akan diimplementasikan di masing-masing fasilitas. Skenario pertama menerapkan kebijakan min-max inventory dan skema transshipment. Skenario kedua adalah skenario dengan penerapan min-max inventory dan skema transshipment yang terdiri dari 3 sub skenario dengan variasi penambahan safety stock sebesar 10%, 20% dan 30%. Skenario ketiga adalah skenario penerapan kebijakan min-max inventory tanpa skema transshipment. Masing-masing skenario dibandingkan hasil fill rate dan total cost. Skenario yang memberikan hasil fill rate dengan tetap meminimalkan total cost akan dipilih sebagai rekomendasi untuk PT X. Berdasarkan hasil simulasi, skenario yang memberikan hasil terbaik adalah skenario penerapan kebijakan min-max inventory dengan penambahan safety stock sebesar 20% dan dengan skema transshipment. Skenario tersebut mengahasilkan rata-rata fill rate sebesar 97,55% dengan total cost sebesar Rp95.730.419.
Copyrights © 2024