Jambu mete merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar internasional. Jambu mete dibudidayakan di bagian wilayah Indonesia bagian timur dengan kondisi lahan yang kering dan sedikit unsur hara. Pada kondisi lahan tersebut produksi jambu mete kurang maksimal baik kuantitas maupun kualitasnya. Ketika pandemic Covid-19 menjadi tantangan bagi petani atau pelaku ekspor dalam pemenuhan kebutuhan jambu mete bagi negara lain. Tujuan dari penelitian ini berupa mengetahui dinamika daya saing jambu mete serta mengetahui perbedaan daya saing jambu mete pada kondisi Covid-19. Objek penelitiannya meliputi beberapa negara seperti Brazil, Filipina, Jerman, India, Indonesia, Myanmar, Belanda, Nigeria, Singapura, Thailand dan Vietnam yang menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini pengambilan data melalui UN Comtrade yang menggunakan teknik analisis data dari Revealed Comparative Advantage (RCA), Trade Specialization Index (ISP), Ekspor Product Dynamics (EPD) dan uji beda dengan periode analisis 2010-2022. Hasil RCA bernilai 5 sebelum terjadinya Covid-19 dan 7.2 saat terjadi Covid-19 sehingga daya saingnya kuat. Hasil ISP menunjukkan sebagai negara pengekspor berada pada tahap kematangan dengan nilai 0.94. Hasil EPD menunjukkan berada pada posisi Retreat dengan nilai sumbu X=0.44 dan sumbuĀ Y=0.14 yang menunjukkan bahwa pangsa pasar ekspor dan pangsa pasar produk dalam perdagangan mengalami penurunan. Uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspor jambu mete sebelum (2010-2019) dan pada saat (2020-2022) Covid-19 dengan nilai 0,083. Dengan demikian diharapkanĀ petani dan pelaku ekspor dapat menjaga dan mempertahankan kualitas, kuantitas, mupun kesetabilan produk jambu mete untuk memenuhi kebutuhan di pasar internasional.
Copyrights © 2024