Permasalahan yang kita hadapi saat ini adalah masih banyaknya kasus yang menyebarkan informasi mengenai uang, kuota internet, perjalanan gratis, beasiswa atau barang berharga lainnya di media sosial. Salah satunya dalam penyebaran informasi tersebut adalah mahasiswa Prodi Teknologi Informasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry yang seharusnya mengerti teknologi dan selalu berhubungan dengan dunia teknologi informasi masih menyebarkan informasi yang asal usulnya tidak jelas. Hal ini menimbulkan rasa khawatir jika tautan diakses secara sembarangan maka korbannya akan terkena phising. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesadaran mahsiswa terhadap serangan rekayasa sosial dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini bahwa para responden yang yang menginput data pada web phising tersebut terdapat 13 orang responden atau 10,7% dan yang tidak menginput data pada web phising terdapat 108 orang responden atau 89,3%. Kemudian responden yang mengakses tautan phising dan menginput data pada web phising terdapat 13 orang responden atau 10,7%, lalu 83 orang responden atau 68,6% yang mengakses tautan tetapi tidak menginput data web phising, dan tidak mengakses sama sekali terdapat 25 orang responden atau 20,7%. Artinya, mahasiswa Prodi Teknologi Informasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-raniry sudah paham betul akan serangan rekayasa sosial berbasis phising.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024