Berlimpahnya limbah batu bara yang dikenal dengan istilah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) memunculkan gagasan untuk mengelola limbah tersebut dengan teknologi tertentu agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan additif, salah satunya untuk campuran perkerasan aspal. Adanya PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa FABA tidak lagi terdaftar pada kategori limbah B3, memberi peluang untuk pemanfaatan FABA sebagai subtitusi semen, bahan campuran pada perkerasan, restorasi tambang dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh limbah batu bara sebagai material subtitusi pasir terhadap karakteristik HRS-Base, dimana Tingkat Kesiapterapan Teknologi penelitian ini adalah TKT 4. Pengujian material yang dilakukan adalah pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian campuran beraspal panas dengan alat Marshall menurut Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 revisi 2. Hasil pengujian terhadap 4 sampel dengan formulasi campuran agregat kasar 15%, agregat sdang 13%, agregat halus 55%, pasir 10% dan Filler 7% diperoleh kadar aspal awal rencana 6,0% dengan nilai VIM sebesar 9,364%, VMA sebesar 20,04%, VFA sebesar 53,28%, Flow sebesar 4,7 mm, Stabilitas sebesar 1265,3 kg dan Marshall Qoutient (MQ) sebesar 269,2 kg/mm. Dimana VIM dan VFA belum memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
Copyrights © 2024