Pendahuluan: OSCE memberikan pengalaman belajar yang inovatif bagi mahasiswa. Namun, OSCE dapat membuat mahasiswa merasa ketakutan, lemah dan merasa cemas. Kecemasan ini dapat membuat mahasiswa tidak fokus dan gelisah sehingga dapat berpengaruh terhadap status kelulusannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan tingkat kecemasan mahasiswa sebelum pelaksanaan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan metode cross-sectional. Sebanyak 29 responden terlibat dalam penelitian ini. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) via google form. Data dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif untuk melihat gambaran frekuensi setiap variabel. Hasil dan Pembahasan: Sebagian besar responden berusia 21 tahun (58.6%), sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMK (58.6%), sebagian responden belum pernah mengikuti pelatihan OSCE (37.9%), dan sebagian besar responden harus remedial (58.6%) karena tidak memenuhi nilai batas lulus (NBL). Sebagian besar responden yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 9 orang (31%), kecemasan ringan sebanyak 6 orang (20.7%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 5 orang (17.2%), kecemasan berat sebanyak 8 orang (27.6%), dan tingkat kecemasan berat sekali sebanyak 1 orang (3.4%). Kesimpulan: Hampir sebagian besar responden tidak memiliki kecemasan sebelum menghadapi OSCE. Maka, sebagai upaya preventif terhadap risiko kecemasan yang berlebihan, gambaran kecemasan ini diharapkan dapat membuat mahasiswa kebidanan semakin kompeten dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif dan profesional melalui OSCE karena OSCE dijadikan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi (UKOM) dengan metode kelulusan exit exam.
Copyrights © 2023