Rendahnya konsumsi fly ash di Indonesia perlu diatasi untuk menghindari penimbunan material ini. Penggunaan bahan ini sebagai bahan baku untuk memproduksi agregat ringan menjadi salah satu solusi alternatif untuk meningkatkan konsumsi fly ash, karena agregat ini memiliki porsi yang cukup tinggi dalam campuran beton. Namun, karena agregat ringan memiliki porositas yang tinggi, maka daya tahan agregat ringan terutama dalam hal penyerapan air di lingkungan yang agresif perlu diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui durabilitas beton yang mengandung fly ash-based lightweight aggregate (FA LWA) di lingkungan garam. Lingkungan garam ditirukan dengan larutan natrium klorida dan natrium sulfat. Pada produksi beton, aggregat kasar disubsitusi dengan FA dan EC LWA dengan kadar penggantian 50 dan 100%. Selanjutnya sifat fisik, mekanik dan durabilitas beton dinilai dengan melakukan uji berat jenis, kuat tekan dan kecepatan kapiler di lingkungan garam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat jenis berbanding terbalik dengan persentase kandungan LWA yang digunakan. Selain itu, dari hasil uji serapan air kapiler beton menunjukkan bahwa beton yang mengandung FA LWA memperoleh nilai serapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton kontrol. Berdasarkan hasil uji serapan air kapiler dengan menggunakan larutan yang berbeda, menunjukkan bahwa beton FA LWA lebih tahan dalam lingkungan basa atau mengandung larutan garam (NaCl). Hasil penelitian ini berkontribusi memberi terobosan baru bahwa konsumsi fly ash dapat ditingkatkan dengan mentransformasi fly ash menjadi aggregate ringan buatan yang memiliki ketahanan tinggi di lingkungan air laut.
Copyrights © 2024