Pertumbuhan penduduk berdampak pada kebutuhan air bersih, baik secara kualitas, kuantitas maupun kontinuitas. Permasalahan air baku di permukiman sekitar lahan gambut yang tidak terjangkau PDAM adalah kandungan keasaman dan tingkat kekeruhan air yang tinggi akibat sedimentasi sungai. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan Teknologi Tepat Guna (TTG) pengolah air dengan sistem sederhana yang bisa diterapkan di masyarakat perdesaan, antara lain penjernih air berjenis filtrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain alat penjernih air berjenis filtrasi (multifilter) dengan memvariasi luas permukaan lubang filtrasi, sehingga diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap parameter keasaman (pH) dan Total Dissolved Solids (TDS). Metode eksperimental dilakukan menggunakan penjernih air bio-multifilter dengan memvariasi luas permukaan filtrasi yang berbeda, yaitu 25%, 50% dan 75% terhadap luas permukaan total. Dimensi penjernih air berukuran 2R/3, R dan 4R/3, dengan R adalah jari-jari ketebalan lapis filtrasi. Media filter yang digunakan adalah karang jahe, batu zeolit dan bio filter serat ijuk yang diujikan dengan kerapatan media filter yang konstan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penjernih air bio-multifilter yang paling optimal dalam menaikkan derajat keasaman (pH) adalah penjernih air berukuran jari-jari 4R/3 yang memiliki luas permukaan lubang filtrasi sebesar 75%, dengan kenaikan sebesar 36,28%. Penjernih air berukuran jari-jari 2R/3 yang memiliki luas permukaan lubang filtrasi sebesar 50% mampu menstabilkan nilai TDS, dengan kenaikan kadar TDS sebesar 11,11%. Luas permukaan lubang filtrasi memengaruhi kinerja alat penjernih air bio-multifilter untuk menaikkan pH dan menstabilkan TDS. Kata kunci : TDS, pH, Filtrasi, Penjernih Air
Copyrights © 2024