Kekeringan salah satu masalah di pedesaan, di mana masalah ini berdampak pada produktivitas pertanian dan lainnya, terutama hilangnya pendapatan lokal masyarakat, sehingga banyak masyarakat lokal mengadu nasib ke kota. Sebagaimana diketahui bersama, bahwasanya kekeringan bagian dari adanya dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan, di mana berdampak atau menyebabkan hilangnya sumber daya air, yang seharusnya areal pedesaan ini, termasuk ekosistem hutan atau dataran tinggi. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini, lebih memahami respon masyarakat lokal dalam menghadapi masalah kekeringan, di samping bagaimana pola adaptasi yang telah dilakukan, sehingga metode yang digunakan dengan melakukan pengamatan langsung dan interview, dengan melakukan FGD, yang di dalamnya terdapat beberapa masyarakat petani dan tokoh masyarakat setempat, kurang lebih 10 orang. Hasil dalam studi ini, menunjukkan bahwa masyarakat lokal terus berupaya secara aktif dan dinamis, satu di antaranya dengan metode tangkap air atau sistem Jamban di sekitarnya, metode ini digunakan untuk menanggapi dampak perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan dalam memperoleh ketersediaan air dalam kehidupannya, di samping digunakan sebagai irigasi untuk lahan pertanian secara kontinu dan berkelanjutan untuk memperoleh hasil produktivitas pertanian yang tinggi. Oleh karena itu, sistem Jamban salah satu solusi alternatif dalam menanggapi dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan di pedesaan, dan menjadi satu bentuk paradigma konservasi air dalam menyuplai lahan pertanian, dan lainnya secara baik, hal ini, terutama untuk mengembangkan ekonomi lokal masyarakat dalam mencapai kesejahteraan di pedesaan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024