<![CDATA[Ketimpangan pendapatan di Pulau Sumatera mempunyai perbedaan yang mencolok antara penduduk kaya dan penduduk miskin. Elit kaya, seringkali terkonsentrasi di perkotaan, menikmati standar hidup yang tinggi, sementara sebagian besar masyarakat miskin, yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan, berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penyebab ketimpangan pendapatan di Sumatera mempunyai banyak aspek, termasuk distribusi sumber daya alam yang tidak merata, kurangnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta peluang ekonomi yang tidak memadai. Penelitian ini bertujuan menganalisis populasi penduduk, tingkat pengangguran terbuka dan inflasi daerah terhadap ketimpangan pendapatan daerah pada provinsi sesumatera selama periode 2018-2023ditinjau dalam perspektif ekonomi Islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat asosiatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dalam bentuk panel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel dengan menggunakan Eviews 10 sebagai alat bantu analisis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel populasi penduduk berpegaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan daerah dengan nilai koefisien sebesar 0.041876. Variabel tingkat pengangguran terbuka berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan nilai koefisien sebesar 0.007385. Sedangkan inflasi daerah berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan nilai koefisien sebesar 0.006426. Secara bersama-sama antara variabel independent dan dependent pada penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh signifikan. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa ketimpangan pendapatan daerah mampu dijelaskan oleh populasi penduduk, tingkat pengangguran terbuka dan inflasi sebesar 6%.]]>
Copyrights © 2024
