Anemia menjadi salah satu gangguan kesehatan tertinggi pada kalangan remaja di Indonesia. Prevalensi anemia mencapai 32%, berarti 3 dari 10 remaja mengalami anemia, terutama pada remaja putri yang beresiko lebih besar terkena anemia karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan. Pemerintah berupaya menurunkan prevalensi anemia yaitu dengan membagikan tablet tambah darah pada wanita sejak usia remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri. Penelitian ini dilakukan dengan metode crossectional. Populasi dalam penelitian ini berupa remaja putri di 4 sekolah tingkat SMA/MA di kecamatan Pidie kabupaten Pidie sebanyak 1.729. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dengan mengambil 10% dari keseluruhan remaja putri dari tiap sekolah dan didapatkan sampel sebanyak 173. Penelitian dilakukan pada 26 dan 27 Januari 2024 mengunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan sumber informasi (P value = 0.000), peran keluarga (P value= 0.001), peran teman sebaya (P value= 0.005) dengan konsumsi tablet tambah darah, serta tidak ada hubungan antara peran guru (P value=0.694) dan peran petugas kesehatan (P value= 0.962) dengan konsumsi tablet tambah darah. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 variabel yang berhubungan dengan konsumsi tabet tambah darah yaitu sumber informasi, peran keluarga, dan peran teman sebaya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024