Obesitas terjadi apabila jaringan lemak pada tubuh meningkat akibat pemberian nutrisi dan energi yang digunakan tidak seimbang. Beberapa tahun yang lalu, angka kejadian obesitas ini meningkat dan menyebabkan beberapa penyakit serius. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan alternatif terapi antiobesitas dengan efek samping yang lebih kecil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antiobesitas tepung umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius) pada model tikus obesitas galur Wistar yang diinduksi obesitas menggunakan makanan tinggi lemak dan fruktosa 15% selama 21 hari. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%. Sebanyak 25 tikus wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol positif (orlistat 15,6 mg/kgBB), kontrol negatif (PGS 1%), dan 3 dosis tepung umbi suweg yaitu 25, 50, dan 100 mg/kgBB selama 14 hari secara per oral. Parameter uji yang diamati adalah berat badan tikus dan panjang badan tikus selama 14 hari yang digunakan untuk menghitung nilai Index Lee. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tepung umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius) dengan berbagai dosis 25, 50 dan 100 mg/KgBB tidak memiliki aktivitas antiobesitas karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara hari ke 21 dengan nilai sig. 0,053 dan hari ke 36 dengan nilai sig. 0,022 pada semua kelompok dengan nilai signifikasi p>0,05.
Copyrights © 2022