Al-Qur’an menggunakan term al-Shulh atau al-Ishlah dalam mengungkapkan perdamaian yang disebutkan sebanyak 180 dengan berbagai bentuk dan derivasinya, selain itu juga term yang digunakan ialah al-Islam atau al-Silm yang disebutkan sebanyak 135 dengan berbagai macam bentuk dan derivasinya sehingga dari kata al-Shulh dan al-Silm tersebut memiliki makna perdamaian, keselamatan, rasa cinta, kasih sayang, kerukunan, kesabaran dan keharmonisan. Begitu juga dalam mengungkapkan kata perdamaian agama Buddha menggunakan istilah Piya Vagga, Buddha Vagga atau Pandita Vagga dan Dana yang bermakna kecintaan, keharmonisan, dan kebijaksanaan. Dana yang bermakna kerelaan (ketenangan), piyavacca mempunyai makna keharmonisan, dan ketika berbicara harus menggunakan sopan santun, dan yang terakhir adalah santi atau shanti yang bermakna keselamatan. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah perdamaian sangat dijunjung tinggi, baik dalam Islam dan Buddha. Selain itu juga memberikan tuntunan kepada para pemeluknya untuk selalu menebarkan kasih sayang dan akhlak yang baik di muka bumi, karena dengan hal yang demikian tersebut akan terciptanya sebuah hubungan yang harmonis, penuh perdamaian, kerukunan, dan toleransi. Penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan dengan menggunakan metode komparatif dengan membandingkan antara Kitab Suci Al-Qur’an dengan Tripitaka. Hasil penelitian ini menunjukkan sebuah konsep perdamaian dalam Agama Islam dan Buddha, diantaranya: 1) menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan tanpa harus memandang suku, ras, dan budaya serta keyakinan. 2) memerintahkan kepada para pemeluknya untuk selalu bersabar (menahan amarah/emosi) dan menghindari sebuah pertengkaran serta perpecahan. 3) mengajarkan sebuah toleransi dan menebarkan rasa kasih sayang terhadap semua mahluk hidup.
Copyrights © 2024