Permasalahan emosi sering menjadi masalah bagi anak disabilitas karena tidak mampu untuk mengeluarkan emosinya secara tepat. Anak-anak sering mengeluarkan emosinya dengan perilaku yang destruktif sehingga mendapatkan penilaian negatif dari lingkungannya. Kondisi ini semakin membuat stigma negatif pada anak disabilitas. Di SLB Bangun Putra, keterbatasan media edukasi dan beban kerja guru yang cukup tinggi karena kurangnya guru membuaar interaksi intens antara guru dan siswa berkurang, sehingga ada baiknya siswa dapat mandiri sesuai dengan kemampuannya dalam mengenali emosi dan mengendalikan emosi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran emosi siswa disabilitas melalui pengenalan emosi berbasis media digital. Pelatihan emotional awareness di berikan pada 55 siswa disabilitas dan pelatihan manajemen stres diberikan pada 15 guru di SLB Bangun Putra Kasihan. Media digital dapat menjadi alternatif edukasi pada siswa SLB sehingga meningkatkan pemahaman secara langsung melalui tampilan gambar emosi. Selain itu, manajemen stress juuga diberikan pada guru untuk meningkatkan manajemen diri guru dalam pengelolaan stres. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, melalui pengenalan emosi berbasis digital, siswa SLB dapat lebih memahami kondisi emosinya dan respon orang lain sehingga dapat membantunya dalam berinteraksi.
Copyrights © 2024