Penyakit ginjal kronik adalah penurunan bertahap fungsi ginjal, dimana terjadi kerusakan atau laju filtrasi glomerulus (LFG) di bawah 60 mL/menit selama minimal 3 bulan, menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan. Kasus gagal ginjal yang telah mencapai kategori stadium akhir serta ginjal yang tidak berfungsi, memerlukan hemodialisis untuk mengeluarkan zat racun yang ada di dalam tubuh. Akan tetapi, selain bisa membuang zat berbahaya dan cairan yang berlebih, hemodialisis juga bisa menghilangkan nutrisi yang sangat masih dibutuhkan oleh tubuh, layaknya glukosa, protein, serta juga vitamin larut air, dan mineral. Tujuan: Mengetahui gambaran dari status nutrisi yang ada pada pasien penyakit ginjal kronik yang sudah menjalani terapi hemodialisis di kota Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara menggunakan kuisioner Dialysis Malnutrition Score serta dilakukan pengukuran antropometri pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di kota Surabaya. Hasil: pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di kota Surabaya mengalami malnutrisi tahap ringansedang sebanyak 65 orang (68%), sebagian besar memiliki indeks massa tubuh yang normal sebanyak 54 orang (56%), sebagian besar memiliki lingkar lengan atas yang normal sebanyak 60 orang (62%), dan Sebagian besar memiliki lingkar perut yang berlebihan sebanyak 45 orang (47%). Kesimpulan: Jumlah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di kota Surabaya sebagian besar mengalami penurunan status nutrisi pada tahap ringan-sedang dengan jumlah 65 orang atau sebesar 68% dari 96 total responden.
Copyrights © 2024