Metode pengelompokan zona iklim yang kompatibel untuk dimanfaatkan dalam bidang agraria ialah klasifikasi menurut Oldeman. Kondisi beberapa tahun terakhir curah hujan pada beberapa wilayah cenderung berubah akibat perubahan iklim, oleh sebab itu diperlukan data yang aktual dan akurat sebagai landasan pembuatan klasifikasi zona agroklimat. Seiring perkembangan teknologi, penginderaan jarak jauh (satelit) dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan untuk mendapatkan data curah hujan yang representatif. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serta memetakan zona agroklimat Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat tahun 1981 - 2023 berdasarkan klasifikasi Oldeman berdasarkan sumber data dari Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Station (CHIRPS). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - September 2024. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memetakan zona iklim pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan klasifikasi Oldeman. Pemetaan ini berbasis pada informasi curah hujan bulanan yang didapatkan dari CHIRPS, serta pemanfaatan shapefile administrasi Provinsi Sumatera Barat. Periode data curah hujan CHIRPS yang dimanfaatkan ialah pada tahun 1981 - 1996 dan 2008 - 2023. Diketahui bahwa wilayah yang mengalami pergeseran zona iklim dari tipe B1 menjadi A1 adalah kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Lunang, Pancung Soal dan Silaut. Wilayah yang mengalami pergeseran zona iklim dari tipe D1 menjadi D2 ialah Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, sedangkan wilayah yang mengalami pergeseran dari tipe D2 menjadi tipe D1 adalah Kecamatan Ranah Pesisir dan Linggo Sari Baganti. Disamping itu, berdasarkan hasil pemetaan klasifikasi iklim Oldeman Kabupaten Pesisir Selatan terbagi dalam empat zona agroklimat, yakni A1, B1, D1 dan D2.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024