Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan masih menjadi masalah kesehatan serius di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Penyakit ini dapat memengaruhi kualitas hidup pasien dan memiliki dampak sosial yang cukup besar. Tingkat keparahan kusta dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah status gizi yang diukur melalui Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kadar hemoglobin (HB). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara IMT dan kadar hemoglobin terhadap tingkat keparahan pasien kusta di Puskesmas Watampone, Puskesmas Kajuara, dan Puskesmas Salomekko pada tahun 2022-2023. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan total sampling. Data diperoleh dari rekam medis pasien kusta yang telah didiagnosis di ketiga puskesmas tersebut selama kurun waktu dua tahun. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien kusta memiliki status gizi kategori normal dengan tingkat keparahan Pausibasiler. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik yang signifikan (nilai P = 0,000). Di sisi lain, pasien dengan kadar hemoglobin tidak normal cenderung memiliki tingkat keparahan Multibasiler, yang juga signifikan secara statistik (nilai P = 0,000). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dan kadar hemoglobin terhadap tingkat keparahan kusta. Temuan ini menyoroti pentingnya memantau status gizi dan kadar hemoglobin sebagai bagian dari strategi penanganan pasien kusta. Hal ini juga dapat menjadi dasar pengembangan program pencegahan yang lebih efektif untuk menurunkan angka keparahan kusta di wilayah tersebut. Penelitian ini memberikan wawasan penting dalam mendukung upaya pengendalian penyakit kusta di Kabupaten Bone
Copyrights © 2024