Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana api menghanguskan sebagian atau keseluruhan hutan sehingga menimbulkan kerusakan yang mengakibatkan kerugian terhadap perekonomian dan nilai lingkungan hidup. Kebakaran hutan dapat terjadi berulang tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daerah signifikansi hotspot, pola spasial dan korelasi antar titik api di Kalimantan Barat. Daerah signifikansi hotspot dianalisis dengan Getis Ord (Gi*) Statistic. Pola spasial dan korelasi antar titik api dianalisis dengan Indeks Moran. Data yang digunakan yaitu data titik api dari instrumen MODIS citra satelit Terra dan Aqua. Hasil analisis Getis Ord (Gi*) Statistic menunjukkan konsentrasi titik api tertinggi tahun 2018 terjadi pada Kabupaten Kayong Utara, Kubu Raya, Mempawah, Sambas dan Kota Pontianak. Tahun 2019 terjadi pada Kabupaten Kayong Utara, Ketapang dan Sambas. Tahun 2020 terjadi pada Kabupaten Bengkayang, Kubu Raya, Landak, Mempawah dan Sambas. Tahun 2021 terjadi pada Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan Mempawah. Tahun 2022 terjadi pada Kabupaten Bengkayang, Landak, Mempawah, Sambas dan Kota Singkawang. Kejadian kebakaran hutan berulang di Kalimantan Barat yang tergolong dalam signifikansi hotspot paling banyak terjadi di Kabupaten Sambas yaitu tahun 2018, 2019, 2020, dan 2022. Selain itu, analisis Indeks Moran menunjukkan bahwa Kebakaran Hutan di Kalimantan Barat tahun 2018-2022 terdapat autokorelasi spasial antar titik api dan pola spasialnya menghasilkan pola yang berkelompok (clustered). Kata Kunci : titik api, Getis Ord (Gi*) Statistic, Indeks Moran.
Copyrights © 2024