Karakteristik nasabah, baik yang berada di daerah perkotaan maupun pedesaan, mempengaruhi metode interaksi yang digunakan oleh tim penagihan. Pada nasabah perkotaan, pendekatan bersifat interaktif dengan kehati-hatian dalam komunikasi, sementara pelanggan pedesaan cenderung melakukan pengembalian pinjaman karena takut dibicarakan oleh orang-orang di sekitarnya. Selain variabel budaya, faktor ekonomi juga berperan besar dalam dinamika ini. Nasabah yang mengalami kebangkrutan sering kesulitan untuk melunasi utang, sedangkan nasabah yang bisnisnya berkembang lebih terbuka dalam pembayaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memahami perbedaan interaksi antara nasabah di kota dan desa, dengan penekanan pada kedekatan yang dibangun dengan pelayanan di rumah. Meskipun terdapat perbedaan dalam karakteristik, hasil penelitian menunjukkan pencapaian target mingguan antara collection di daerah kota dan desa tidak signifikan. Rata-rata pencapaian pada minggu pertama hingga keempat menunjukkan bahwa keduanya berada dalam kategori baik, dengan pengecualian pada minggu ketiga di mana collection kota mencapai 85%, sedangkan desa hanya 63%. Secara keseluruhan, rata-rata pencapaian bulanan menunjukkan bahwa collection di daerah kota lebih tinggi (87%) dibandingkan desa (83%). Namun, baik koleksi daerah kota maupun desa masih memiliki tantangan untuk mencapai target 100% yang ditetapkan oleh koperasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024