Cabai adalah komoditas hortikultura di Indonesia yang sering diolah sebagai bumbu penyedap makanan, keberhasilan budidaya cabai bergantung pada kondisi lingkungan yang optimal, terutama kelembaban tanah dan suhu. Kurangnya sistem efisien untuk memantau kelembaban tanah dan penyiraman cabai dapat mengakibatkan pertumbuhan yang tidak optimal, dan petani kesulitan mengakses informasi kondisi tanaman secara real-time. Penelitian ini mengembangkan Sistem Monitoring Kelembaban dan Otomatisasi Penyiraman berbasis Internet of Things (IoT) untuk mengatasi masalah ini. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pengembangan prototipe, meliputi perancangan atau proses desain meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Hasil penelitian menunjukkan soil moisture sensor bekerja dengan hasil 0-49% adalah kering, 50-70% optimal, dan 71-90% basah, kemudian dari hasil pengukuran kelembaban tanah dari soil moisture sensor dapat dilakukan penyiraman otommatis ketika hasil kelembaban tanah <50% pompa hidup, 50-70% masih ready hidup, dan ketika >71-90% pompa mati. rata-rata suhu disekitar tanaman cabai 26,7 derajat celcius, angka yang normal untuk tanaman cabai dengan kelembaban tanah 45,5% yaitu kering sedangkan 50-70% adalah angka yang optimal untuk tanaman cabai. Dari hasil pengujian dapat dikatakan sistem dapat memantau kelembaban dan suhu dengan akurat, mengotomatiskan penyiraman, mengurangi penggunaan air, dan memudahkan akses data melalui aplikasi Blynk, yang diharapkan meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi beban kerja petani. Kesimpulannya, teknologi IoT memberikan solusi efektif untuk pengelolaan tanaman cabai yang lebih baik. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024