Korosi adalah proses di mana material mengalami kerusakan yang menyebabkan penurunan kualitas logam tersebut. Dalam penelitian ini, bubuk daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dicampur dengan etanol 70% selama 24 jam untuk diekstrak, menghasilkan filtrat. Penelitian ini menggunakan plat baja ST 41 dengan ukuran 4x4x0,3 cm, dengan variasi konsentrasi 5, 7, 9, 11, dan 13 gr/ml, serta variasi waktu perendaman 8, 11, 11, dan 17 hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas ekstrak daun belimbing wuluh sebagai inhibitor laju korosi pada plat baja ST 41, serta untuk memahami pengaruh variasi waktu perendaman dan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh terhadap laju korosi. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, penelitian sebelumnya telah fokus pada pengaruh konsentrasi inhibitor terhadap laju korosi plat baja ST 41. Namun, masih ada beberapa variabel lain yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. Seperti, waktu perendaman terhadap laju korosi juga dapat dieksplorasi. Metode penelitian menggunakan metode ekstraksi maserasi. Pada sampel ini, dilakukan analisis tannin yang ditandai dengan perubahan warna setelah penambahan FeCl 5%, dan adanya gumpalan setelah penambahan gelatin 1%. Hasil analisis menunjukkan kehilangan massa tertinggi pada perendaman selama 17 hari adalah 0,24 gr, sedangkan yang terendah adalah 0,07 gr. Semakin banyak inhibitor yang digunakan, semakin rendah laju korosi yang terjadi. Efisiensi inhibisi tertinggi terjadi pada perendaman 17 hari dengan nilai 71,6%. Melalui analisis SEM, ditemukan bahwa semakin besar perbesaran gambar, semakin terlihat perubahan bentuk yang signifikan dari permukaan yang awalnya kasar hingga yang sudah mulai rusak akibat korosi. Namun, semakin tinggi perbesaran, gambar yang dihasilkan menjadi semakin jelas.
Copyrights © 2024