Penelitian ini bertujuan mengembangkan model intervensi terpadu untuk menurunkan prevalensi stunting di Kota Bima. Berdasarkan data 2019-2024, prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan fluktuasi, dengan tingkat nasional sebesar 12,1% pada 2019, yang kemudian menurun menjadi 8,9% pada 2023. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), prevalensi stunting awalnya berada di 20,2% dan menurun menjadi 15,8% pada 2024. Kemudian di Kota Bima, prevalensi stunting tercatat sebesar 11,3% pada awal 2024. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kota Bima menurun menjadi 9,84% pada Juli 2024, terutama karena peningkatan kesadaran masyarakat tentang gizi seimbang melalui program seperti GERMAS dan distribusi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta masif nya program “Si Darling” (Inovasi Dapur Lawan Stunting). Meski demikian, intervensi yang kurang terkoordinasi masih menjadi kendala utama. Oleh karena itu, rekomendasi penelitian mencakup penguatan kebijakan yang lebih komprehensif serta sinergi antar-lembaga untuk memastikan pelaksanaan program berjalan efektif, sehingga target penurunan stunting dapat tercapai secara berkelanjutan di Kota Bima.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024