Pewarnaan merupakan proses akhir pengolahan kulit untuk memperindah penampakan produk kulit tersamak. Pewarnaan kulit pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pewarna sintetis, akan tetapi penggunaan nya banyak menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran pada lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman ektrak kulit buah naga terhadap kekuatan bengkung dan kelemasan kulit kelinci samak mimosa dan mencari lama perendaman terbaik pada proses pewarnaan. Penelitian ini menggunakan kulit kelinci sebagai materi dan ekstrak kulit buah naga sebagai pewarna alami dengan perlakuan lama perendaman selama 60, 90 dan 120 menit dengan variable control perendaman selama 5 menit dengan napthol. Parameter yang di analisis meliputi kekuatan bengkung dan kelemasan. Hasil pewarnaan alami ekstrak kulit buah naga menghasilkan kulit kelinci samak mimosa dengan nilai kekuatan bengkung 3 (retakan) perendaman 5 menit menggunakan nepthol, dan 2 (sedikit retek) pada perendaman 60, 90, dan 120 menit. Dengan menggunakan penilaian standard grey scale dan kelemasan 2.09 mm sampai 2.56 mm. Analisis Kruskal wallis yang dilakukan menunjukkan pengaruh nyata (P < 0.05) selanjutnya dari uji Mann Whitney menunjukkan lama perendaman terbaik adalah 60 menit jika ditinjau dari kekuatan bengkung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama perendaman ekstrak kulit buah naga pada proses pewarnaan kulit kelinci samak mimosa memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kekuatan bengkung tetapi berpengaruh tidak nyata pada uji kelemasan. Adapun lama waktu perendandaman terbaik adalah 60 menit
Copyrights © 2024