Makanan cepat saji memiliki kandungan tinggi kalori, lemak, kolesterol, garam dan rendah vitamin, mineral serta serat. Semakin sering dikonsumsi, maka semakin tinggi risiko terhadap kejadian gizi lebih dan obesitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan status gizi pada remaja putri di Kota Surakarta. Metode penelitian ini yaitu cross sectional dengan melibatkan responden yang berjumlah 204 subjek di Kota Surakarta yang diambil dengan metode multistage random sampling. Data konsumsi makanan cepat saji diperoleh dari formulir FFQ (Food Frequency Questionnaire) 1 bulan terakhir. Data status gizi remaja diperoleh dari pengukuran tinggi badan menggunakan stadiometer dan berat badan dengan timbangan injak, kemudian dilakukan analisis menggunakan aplikasi WHO Anthroplus. Uji statistik untuk analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata responden mengonsumsi dengan frekuensi 7 kali dalam 1 bulan. Responden yang sering mengonsumsi makanan cepat saji memiliki status gizi lebih dengan persentase sebesar 22,3% dan status gizi obesitas sebesar 13,6%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan status gizi pada remaja putri di Kota Surakarta. Remaja putri disarankan untuk membatasi frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan tidak sering membeli makanan cepat saji.
Copyrights © 2024