Penggunaan material utama konstruksi kapal dibangun dari material kayu yang mengakibatkan biaya operasional dalam pembuatannya menjadi mahal dan tidak ramah untuk lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kekuatan beban kejut dan kekuatan bending dari balok laminasi batang kelapa dan bambu duri. Metode yang dilakukan adalah pengujian eksperimental dengan pengujian impact dan pengujian bending. Penelitian ini memiliki 3 model variasi lapisan, yaitu 3, 5, dan 7 dengan bentuk susunan lapisan batu bata (carvel).  Pengujian balok laminasi mengacu pada ASTM D6110-10 untuk uji impact dan ASTM D143 untuk uji bending. Balok laminasi yang akan di uji memiliki kadar air di bawah 18% sesuai dengan ketentuan BKI. Balok laminasi dengan pengujian impact variasi 3 lapisan mempunyai energi yang diserap sebesar 23,408 J dan harga impact sebesar  Laminasi variasi 5 lapisan memiliki nilai energi yang diserap sebesar 35,511 J dan harga impact sebesar   Variasi 7 lapisan memiliki energi yang diserap sebesar 40,166 J dan harga impact sebesar . Hasil pengujian bending pada balok laminasi dengan variasi 3 lapisan mempunyai kekuatan bending pada sebesar 14,37 MPa. Laminasi variasi 5 lapisan memilik nilai kekuatan sebesar 28,56 MPa dan variasi 7 lapisan memiliki nilai kekuatan yang sebesar 38,32 MPa. Hasil pengujian impact dan bending untuk balok laminasi batang kelapa dan bambu duri tergolong dalam Kelas Kuat IV-V menurut Badan Klasifikasi Indonesia, sehingga menyebabkan balok laminasi tersebut tidak direkomendasikan sebagai alternatif pengganti kayu solid untuk lunas kapal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024