Kekeringan adalah sebuah bencana alam dengan proses menjalar yang tidak nampak namun dapat teridentifikasi lewat dampaknya terhadap aspek kehidupan manusia. Berdasarkan studi terkini IPCC, bencana alam hidro-meterologi seperti banjir ataupun kekeringan akan mengalami intensifikasi, serta peningkatan dampak risikonya. Hal ini juga semakin tergambar dengan beberapa kejadian kekeringan akibat fenomena El-nino seperti pada tahun 2015-2016 yang dikategorikan kuat. Kejadian ini berdampak sangat parah terhadap aspek pertanian, dan juga perekonomian hingga kesejahteraan penduduk dunia, terkhususnya Indonesia di mana pertanian adalah komoditas utamanya. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengukur seberapa parah kondisi kekeringan yang terjadi akibat fenomena alam El-nino di Indonesia pada tahun 2023 dengan Indeks Kekeringan SPI dan membuat peta sebaran kekeringan pada wilayah tertinjau, sehingga dapat diharapkan menjadi langkah awal mitigasi bencana dampak kekeringan yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah perhitungan kuantitatif Indeks Kekeringan SPI, yang diolah menggunakan pengukuran data hujan bulanan berbasis satelit, yaitu GPM 3IMERGMV07 selama 23 tahun (2001-2023) di Pulau Jawa. Pemetaan sebaran wilayah yang terdampak kekeringan dibuat berdasarkan hasil Indeks Kekeringan SPI, dengan menggunakan Metode IDW pada ArcGIS. Hasil analisis dari studi ini menunjukkan bahwa derajat keparahan kekeringan yang terjadi di Pulau Jawa rata-rata akibat fenomena El-nino tahun 2023 adalah -0,84 ± 0,28, selain itu daerah yang mengalami dampak kekeringan paling parah berdasarkan pengukuran indeks ini adalah daerah selatan Pulau Jawa. Hasil ini juga didukung dengan penilaian durasi kekeringan SPI, bahwa rata-rata daerah mengalami kekeringan selama 5 bulan, pada akhir tahun 2023.
Copyrights © 2024