Pisang merupakan komoditas yang banyak ditemukan di pasar, dan cukup potensial untuk dibudidayakan. Pisang mudah diolah untuk dijadikan bahan pangan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji akumulasi satuan panas yang tepat sebagai kriteria panen terukur pisang Tanduk serta pengaruhnya terhadap mutu fisik dan kimia pada tingkat kematangan pascapanen yang sama. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Sukamantri, Bogor, Jawa Barat pada ketinggian 550 meter di atas permukaan laut pada bulan Desember 2021 hingga April 2022. Pengujian kualitas fisik dan kualitas kimia pisang Tanduk dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan untuk menguji tujuh umur panen: 70,75, 80, 85, 90, 95, 100 hari setelah antesis (HAS). Satuan panas tersebut setara dengan satuan panas: 1035, 1111, 1188, 1262, 1332, 1398, 1444 ˚C hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pisang Tanduk yang dipanen pada umur panen 70-100 HSA di Kebun Percobaan Sukamantri dengan satuan panas 1035.15-1443.90 ˚C hari tidak mempengaruhi komponen produksi, komponen fisik, laju respirasi, dan kualitas kimia pada kematangan pascapanen yang sama kecuali PTT dan rasio PTT/ATT. Kata kunci: antesis, laju respirasi, pascapanen, satuan panas, umur simpan
Copyrights © 2024