Sari Pediatri
Vol 18, No 2 (2016)

Status Besi Bayi Sehat 8 – 10 Bulan Setelah Pemberian Vitamin C 75 mg pada Saat Makan

Harancang Pandih Kahayana (Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)
J C Susanto (Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)
Moedrik Tamam (Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)



Article Info

Publish Date
21 Nov 2016

Abstract

Latar belakang. Anemia defisiensi besi (ADB) adalah salah satu masalah kesehatan gizi utama di dunia. Prevalensi anemia pada anak balita di negara berkembang sekitar 40%-45%. Manifestasi klinis ADB yang paling serius adalah gangguan fungsi otak jangka panjang. Vitamin C merupakan nutrien yang mempunyai peranan penting dalam absorbsi besi non hem dan bekerja optimal bila dikonsumsi bersamaan pada jam makan. Efektivitas absorbsi tersebut ditunjukan dengan perbaikan status besi (hemoglobin, serum besi, feritin, TIBC, dan kadar hepsidin).Tujuan. Menilai pengaruh pemberian vitamin C 75 mg saat makan selama 2 bulan pada bayi sehat usia 8 - 10 bulan terhadap status besi.Metode. Penelitian randomised control trial, dilakukan di Puskesmas Bulu Lor Semarang. Pengambilan sampel darah pada 60 bayi sehat yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan plesebo. Pemeriksaan darah vena untuk pemeriksaan hemoglogin (Hb), serum besi, TIBC, ferritin, dan hepsidin. Data diuji dengan Kolmogorov smirnov, uji t-berpasangan jika distribusi data normal atau MannWhitney jika distribusi data tidak normal.Hasil. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara Hb di awal dan di akhir penelitian pada dua kelompok (p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna pada kadar serum besi dan feritin di awal dan akhir penelitian pada serum besi dan feritin pada kelompok intervensi (p<0,05).Kesimpulan.Pemberian vitamin C 75 mg pada saat makan dapat mempertahankan kadar Hb dan meningkatkan kadar serum besidan feritin.

Copyrights © 2016