ABSTRACT Globally, 247 million positive Malaria cases were reported in 84 malaria-endemic countries. Indonesia is one of the malaria-endemic countries with 443,530 cases in 2023 [4]. Meanwhile, in Jambi Province in 2022, there were 12,682 cases, with the highest cases recorded in Merangin District (3,639 cases) and Sarolangun District (3,494 cases). This study aims to analyze and explore in-depth information about the beliefs and health-seeking behaviors related to Kuro fever among the Suku Anak Dalam tribe. This is a qualitative research with a case study approach. The study was conducted from February to October 2024 with 6 informants consisting of 2 tribal chiefs (temenggung) and 4 Suku Anak Dalam tribe members, using Thematic Analysis technique. The Suku Anak Dalam community still strongly holds traditions and beliefs in traditional treatments and herbal medicines prepared by shamans or self-prepared. Seeking treatment at health facilities is their secondary option if traditional treatments fail to cure the illness. It is crucial to enhance health education programs that are sensitive to the culture and local beliefs of the Suku Anak Dalam tribe. The government and related institutions need to facilitate improved access to health services, such as providing mobile health facilities in Suku Anak Dalam community areas. Keywords: Suku Anak Dalam, Beliefs, Kuro Fever, Health Seeking Behavior ABSTRAK Secara Global, sebanyak 247 juta kasus positif Malaria di laporkan di 84 negara endemis malaria. Indonesia adalah salah satu negara endemis malaria dengan jumlah kasus 443.530 jiwa. Pada tahun 2023 [4] Sedangkan di Provinsi Jambi pada tahun 2022 adalah sebanyak 12.682 jiwa sedangkan untuk kabupaten/kota yang paling tinggi adalah kabupaten Merangin (3.639 kasus) dan Sarolangun (3.494 kasus). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menggali informasi lebih dalam mengenai kepercayaan dan perilaku pencaria pegobatan demam kuro pada suku anak dalam. Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan pendekatan studi kasus. dilakukan pada bulan Februari s/d Oktober 2024 dengan informan sebanyak 6 orang terdiri dari 2 temenggung dan 4 warga suku anak dalam, menggunakan teknik Thematic Analysis. Masyarakat suku anak dalam masih memegang erat tradisi dan kepercayaan pada pengobatan yang dilakukan secara tradisional dan menggunakan obat herbal yang diracik oleh dukun atau diracik sendiri. Pengobatan dipelayanan kesehatan adalah berikutnya jika penyakit tidak sembuh dengan pengobatan tradisional. Pentingnya meningkatkan program penyuluhan kesehatan yang sensitif terhadap budaya dan kepercayaan lokal Suku Anak Dalam. Pemerintah dan instansi terkait perlu memfasilitasi peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, seperti menyediakan fasilitas kesehatan bergerak di area komunitas Suku Anak Dalam Kata Kunci: Suku Anak Dalam, Kepercayaan, Demam Kuro, Health Seeking Behavior
Copyrights © 2025