Sari Pediatri
Vol 11, No 6 (2010)

Penggunaan Steroid dalam Tata Laksana Sepsis Analisis Kasus Berbasis Bukti

Ariani Dewi Widodo (Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta)
Alan Roland Tumbelaka (Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta)



Article Info

Publish Date
23 Nov 2016

Abstract

Sepsis merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di rumah sakit dengan mortalitas 50%-60%,meskipun dengan terapi antibiotik dan tata laksana suportif yang adekuat. Steroid merupakan pilihanterapi pada sepsis yang masih kontroversial sejak empatpuluh tahun yang lalu. Muncul pertanyaan klinis,apakah pemberian steroid memberikan respon terapi lebih baik dan meningkatkan kesintasan pada sepsisdibandingkan terapi konvensional? Ilustrasi kasus dan penelusuran kepustakaan menggunakan instrumenpencari Pubmed, Highwire, dan Cochrane Library sesuai kata kunci.Pada penelusuran didapatkan 16 artikel yang relevan 4 telaah sistematik, 9 uji klinis acak terkontrol, 1 kohort,dan 2 review. Levels of evidence ditentukan berdasarkan klasifikasi Oxford atau Methodologic QualityForm dari Cronin. Kortikosteroid dosis rendah jangka panjang sebaiknya diberikan pada semua syok septikdependen vasopresor. Kortikosteroid tidak dianjurkan pada sepsis tanpa syok. Kortikosteroid dosis tinggidapat membahayakan pada sepsis berat dan syok septik. Steroid diberikan berdasarkan keputusan klinis,bukan hasil laboratorium maupun protokol. Kortikosteroid memperbaiki keadaan syok septik persistendan lebih cepat memulihkan gangguan hemodinamik, sehingga menurunkan mortalitas

Copyrights © 2010