This study examines the implementation of modernization and digitalization at Pesantren Nurul Islam Pumee Witya in Pattani, Thailand which is a traditional pesantren institution to see the response to modern learning and the use of technology. Using the Sisdamas method, this study found an initial resistance to new teaching methods, such as games and songs in learning English, although on the student side they have an interest in this modern learning patterns. Digitization efforts, including the updating of the pesantren's Google Maps profile, aim to increase accessibility and visibility without compromising traditional values. The findings suggest that, despite the challenges of initial resistance, the implementation of modernization and digitalization within pesantren certainly offers opportunities to improve the quality of education and outreach of Pesantren Nurul Islam Pumee Witya in Pattani, Thailand. ============================================= Penelitian ini mengkaji tentang penerapan modernisasi dan digitalisasi pada Pesantren Nurul Islam Pumee Witya di Pattani, Thailand yang merupakan lembaga pesantren tradisional guna melihat respon terhadap pembelajaran modern dan pemanfaatan teknologi. Menggunakan metode Sisdamas, penelitian ini menemukan adanya resistensi awal dari pihak pesantren terhadap metode pengajaran baru, seperti permainan dan lagu dalam pembelajaran Bahasa Inggris, meskipun pada sisi siswa mereka memiliki ketertarikan terhadap pola pembelajaran modern. Upaya digitalisasi, termasuk pembaruan profil Google Maps pesantren, bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan visibilitas tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional. Temuan ini menunjukkan bahwa, meskipun ada tantangan yakni penolakan di awal, penerapan modernisasi dan digitalisasi di lingkup pesantren tentu menawarkan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan jangkauan dari Pesantren Nurul Islam Pumee Witya di Pattani, Thailand.
Copyrights © 2024