Journal of Community Mental Health and Public Policy
Vol. 7 No. 1 (2024): OCTOBER

STRESS AND DYSPEPSIA SYMPTOMS AMONG STUDENTS IN INDONESIA: A CROSS-SECTIONAL STUDY

Susanti, Rahmi (Unknown)
Rahayu, Annisa Aulia (Unknown)
Hasmi, Anisa Aulia (Unknown)



Article Info

Publish Date
01 Oct 2024

Abstract

Background: Dyspepsia syndrome is a common health issue among adolescents, with a global prevalence estimated at 20-30%. In Indonesia, the 2018 Riskesdas data indicated that the prevalence among those aged 15-24 was 18.3%. Factors associated with dyspepsia syndrome in adolescents include gender, stress, eating frequency, and specific food consumption. Purpose: This study aims to analyze the relationship between respondent characteristics (gender, stress, eating frequency, food consumption, smoking habits, and exercise) and dyspepsia incidence among adolescents living in boarding houses. Methods: This study used a cross-sectional design, involving 52 respondents. Data was collected via questionnaires and analyzed with the chi-square test. Result: Most respondents were female (82.7%), had poor eating frequency (86.5%), poor stress conditions (84.6%), preferred spicy foods (75%), consumed caffeine (80.8%), and rarely exercised (84.6%). The analysis revealed a significant association between stress conditions and dyspepsia syndrome (p=0.022), while gender, eating frequency, food consumption, smoking habits, and exercise showed no association. Conclusion: Poor stress conditions are a risk factor for dyspepsia syndrome in adolescents. Efforts are needed to reduce stress levels through education on stress management and healthy dietary practices to prevent dyspepsia syndrome. Abstrak Latar Belakang: Sindrom dispepsia adalah masalah kesehatan yang sering dialami remaja, dengan prevalensi global diperkirakan mencapai 20-30%. Di Indonesia, data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi dispepsia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 18,3%. Faktor-faktor yang diduga berkaitan dengan sindrom dispepsia pada remaja meliputi jenis kelamin, stres, frekuensi makan, dan konsumsi makanan tertentu. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik responden (jenis kelamin, stres, frekuensi makan, konsumsi makanan, kebiasaan merokok, dan olahraga) dengan kejadian sindrom dispepsia pada remaja yang tinggal di asrama. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan total 52 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Mayoritas responden adalah perempuan (82,7%), memiliki frekuensi makan yang buruk (86,5%), kondisi stres yang buruk (84,6%), menyukai makanan pedas (75%), mengonsumsi kafein (80,8%), dan jarang berolahraga (84,6%). Analisis menunjukkan bahwa kondisi stres berhubungan signifikan dengan sindrom dispepsia (p=0,022), sementara jenis kelamin, frekuensi makan, konsumsi makanan, kebiasaan merokok, dan olahraga tidak berhubungan. Kesimpulan: Kondisi stres yang buruk adalah faktor risiko sindrom dispepsia pada remaja. Upaya untuk mengurangi tingkat stres melalui pendidikan manajemen stres dan pola makan sehat sangat diperlukan untuk mencegah sindrom dispepsia.

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

cmhp

Publisher

Subject

Public Health Other

Description

The Journal of Community Mental Health and Public Policy focuses on the areas of community mental health and mental health care, addiction or substance abuse, including drugs, alcohol and smoking, mental health or addiction prevention, public policy about mental health and addiction and other ...