Mesin penggerak diesel R 175 merupakan engine yang cukup tangguh digunakan sebagai penggerak pada kebanyakan alat pertanian dan perkebunan juga perikanan hingga generator listrik. Contoh penerapannya di UMKM wilayah Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah adalah pada pengolahan pengaduk dan pencetak tanah liat di ukm genteng. Permasalahan utama dewasa ini adalah bahwa penggunaan mesin diesel R 175 dikenal tidak tahan lama atau tidak awet, bahkan ada yang menyebutkan berasap hitam dan susah distarter (penyalaan awal engkol), dan rpm tidak stabil. Penyebab utamanya adalah kualitas sistem pengabutan bahan bakar pada injektor yang tidak sempurna, bahkan terkadang menetes atau tersumbat hanya menghasilkan diameter kabut 40 mm, dan menggunakan bahan bakar biosolar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai peningkatan pembentukan kabut melalui optimasi Taguchi orthogonal array L9. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan menerapkan 4 faktor dan 3 level pada respon pembentukan diameter kabut. Data diameter kabut injektor tersebut dilakukan analisa statistik Signal to Noise Ratio Larger The Better (SNR LTB) dan nilai efek tiap faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai peningkatan pembentukan kabut mesin penggerak R 175 yang dicapai adalah 27,84 mm atau meningkat 68,74% dari kondisi awal 40,5 mm menjadi 68,34 mm. Komposisi level faktor yang menghasilkan diameter hasil pengkabutan yang optimal adalah pada nomor pengujian ke 3 A1B3C3D3, yaitu nilai viskositas bbm menggunakan dexlite, jarak tuas pengungkit pompa 20 cm, waktu pemompaan 15 kali/30detik, setelan nozzle +3 putaran.
Copyrights © 2024