NUSANTARA BEBAS KORUPSI: KRITIK ATAS ZONA INTEGRITAS ALA TOMBOLOTUTU

Anggriani, Catherine Sofia
Abdullah, Muhammad Ikbal
Jurana, Jurana
Ridwan, Ridwan
Ansar, Muhammad
Yusuf, Rolland M

Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Vol 15, No 3 (2024): Jurnal Akuntansi Multiparadigma (Desember 2024 - April 2025)

Abstrak – Nusantara Bebas Korupsi: Kritik atas Zona Integritas ala TombolotutuTujuan Utama – Penelitian dilakukan untuk menyingkap belenggu zona integritas menggunakan perspektif pemikiran Tombolotutu.Metode – Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah budayawan dan tim penyusun dokumen zona integritas.Temuan Utama – Penelitian menemukan bahwa dalam zona integritas terdapat nilai self-interest dan keserakahan yang terpendam. Selanjutnya, ditemukan rekonstruksi zona integritas ala Tombolotutu yaitu NBK (Nusantara Bebas Korupsi) dan NBBM (Nusantara Berkah Bersih Melayani). Pemikiran Tombolotutu menjadi oposisi biner dengan fokus pada public-interest dan mengutamakan keberkahan untuk mengatasi potensi keserakahan serta self-interest.Implikasi Teori dan Kebijakan – Pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk menindaklanjuti belenggu penerapan zona integritas. Refleksi pemikiran Tombolotutu dapat menjadi aksioma pengembangan paradigma nusantara di bidang akuntansi.Kebaruan Penelitian – Penelitian ini mengusulkan pemikiran Tombolotutu untuk menyelesaikan berbagai masalah zona integritas sehingga menjadi warna baru dalam riset akuntansi. Abstract – Corruption-Free Nusantara: Criticism of Tombolotutu’s Integrity ZoneMain Purpose – This study was conducted to reveal the shackles of the integrity zone from Tombolotutu’s perspective by defining strategies for its liberation.Method – This study used a qualitative descriptive method. The informants were cultural observers, and the team drafted the integrity zone document.Main Findings – The study found that within the integrity zone, there are underlying values of self-interest and greed. Furthermore, a reconstruction of the integrity zone à la Tombolotutu was found, namely “Corruption-Free Nusantara” and “Blessed and Clean Nusantara.” Tombolotutu’s thinking is in binary opposition to the focus on public interest and primary blessings to overcome the potential for greed and self-interest.Theory and Practical Implications – The government can take policies to follow up on the shackles of implementing the integrity zone. Reflections on Tombolotutu’s thinking can become an axiom for developing the Nusantara paradigm in the accounting field.Novelty – This study proposes Tombolotutu’s ideas for resolving various issues in integrity zones.