Penurunan jumlah wisatawan yang sangat drastis disebabkan adanya persaingan setelah destinasi wisata mulai beroperasi setelah pandemi COVID-19, sehingga tidak dapat dihindari oleh Ekowisata Konservasi Hutan Mangrove Petengoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, kemudian merumuskan strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi pada Ekowisata Konservasi Hutan Mangrove Petengoran. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini berjumlah 7 orang, yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data primer dan data sekunder digunakan dalam penelitian ini, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal kekuatan dan kelemahan dengan nilai tertinggi adalah kegiatan konservasi mangrove yang menjadi orientasi utama ekowisata (0,5056) dan beberapa fasilitas pada ekowisata dinilai belum memuaskan oleh pengunjung dan kurang lengkap (0,3453). Sementara itu, faktor eksternal peluang dan ancaman dengan nilai tertinggi adalah ekowisata membuka lapangan pekerjaan dan wirausaha bagi masyarakat setempat (0,4518) dan kurangnya kemantapan prinsip dan perspektif masyarakat tentang ekowisata konservasi hutan mangrove (0,3692). Strategi prioritas yang paling sesuai untuk pengembangan Ekowisata Konservasi Hutan Mangrove adalah menciptakan atraksi wisata yang unik dan berwawasan lingkungan, dengan perolehan TAS tertinggi yaitu sebesar 6,3035.
Copyrights © 2024