Jurnal ini memuat kekerasan gender berbasis online telah menjadi isu yang semakin mendapat perhatian di Indonesia. Dalam konteks ini, fandom BTS (ARMY) sebagai salah satu kelompok penggemar terbesar grup musik Korea, menjadi contoh kasus yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini berfokus pada pengaruh budaya patriarki dan toxic masculinity dalam kekerasan gender berbasis online yang dialami oleh fandom BTS di Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui studi pustaka dan menggunakan paradigma behavioralis David Easton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena ujaran kebencian yang ditujukan kepada penggemar grup musik Korea sebelumnya dianggap sebagai hal yang umum, namun saat ini mulai dianggap serius dan dikategorikan sebagai kekerasan berbasis gender online. Budaya patriarki dan toxic masculinity memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan dan perluasannya stereotipe yang berkaitan dengan maskulinitas tradisional diterapkan terhadap fandom BTS, yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang diharapkan untuk laki-laki. Penelitian ini memberikan wawasan tentang dampak negatif yang dialami oleh fandom BTS (ARMY) sebagai akibat dari patriarki dan toxic masculinity dalam kekerasan gender berbasis online. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan ini, diharapkan dapat diambil langkah-langkah yang efektif untuk mengurangi kekerasan gender dalam konteks online.
Copyrights © 2024