Dalam dunia pendidikan, matematika sering dipandang sebagai sebuah ilmu yang tidak dipengaruhi oleh budaya sehingga membentuk pandangan negatif peserta didik. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan matematika yang diajarkan di sekolah seringkali tidak kontektual terhadap kehidupan sehari – hari. Padahal seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, tetapi guru belum menyadari bahwa budaya ini dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Cucuru bayao merupakan salah satu budaya masyarakat kabupaten Gowa. Tanpa disadari, masyarakat Kabupaten Gowa telah menerapkan konsep matematika dalam pembuatan dan penyajian cucuru bayao. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi etnomatematika pada kue tradisional Kabupaten Gowa yaitu cucuru bayao terhadap konsep matematika khususnya geometri dengan batasan ruang lingkup bangun datar dan bangun ruang, filosofi, dan nilai budaya yang ada di dalamnya. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembuatan dan penyajian cucuru bayao terdapat lingkaran, persegi delapan, trapesium, tabung, dan kerucut. Filosofi dari kue cucuru bayao mencakup simbolisasi harapan untuk kehidupan yang manis, dan nilai budaya dalam proses pembuatan yakni ketelitian, ketekunan, dan kesabaran serta nilai budaya dalam proses penyajian yakni keindahan.
Copyrights © 2025