Pengelolaan pertambangan memerlukan identifikasi bahaya yang efektif sebagai dasar untuk pembuatan standar operasional prosedur (SOP). Namun, upaya identifikasi bahaya saat ini belum diterapkan dengan baik, terutama karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya identifikasi bahaya dalam berbagai kegiatan pertambangan, yang sering kali mengakibatkan ketergantungan pada dokumen tertulis tanpa visualisasi yang memadai. Untuk mengatasi hal ini, diusulkan integrasi kendaraan udara tanpa awak (UAV) untuk pemetaan data, yang memungkinkan visualisasi area berbahaya yang lebih baik. Area yang teridentifikasi dikategorikan ke dalam zona risiko: merah (sangat tinggi), oranye (tinggi), kuning (sedang), dan hijau (rendah). Penelitian ini berfokus pada lokasi berbahaya yaitu pada jalan angkut dan kolam pengendapan, serta menilai risiko keselamatan dan lingkungan. Langkah pengendalian risiko diklasifikasikan sebagai dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan, dengan hasil pemetaan mencerminkan penilaian risiko awal, saat ini, dan akhir dalam rentang waktu 3-4 bulan. Temuan ini menekankan pentingnya pemodelan visual dan atribut pengendalian risiko, menawarkan wawasan berharga bagi pemangku kepentingan untuk mengurangi risiko kecelakaan pertambangan dan insiden lingkungan.
Copyrights © 2024