Aksi Kamisan adalah gerakan damai yang dimulai pada tahun 2007 di Indonesia, yang diprakarsai oleh keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) untuk menuntut keadilan dan akuntabilitas. Setiap Kamis, peserta aksi mengenakan pakaian hitam dan membawa payung hitam sebagai simbol duka dan perlawanan, berkumpul di depan Istana Merdeka. Gerakan ini berhasil membangun solidaritas masyarakat, meningkatkan kesadaran akan isu HAM, dan mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan hak asasi manusia dalam kebijakan mereka. Aksi Kamisan juga memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan dan menarik dukungan dari generasi muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memahami peran dan dampak Aksi Kamisan dalam memperjuangkan HAM di Indonesia, serta perspektif peserta dan masyarakat terhadap keberlanjutan gerakan ini. Meskipun menghadapi tantangan, termasuk respon defensif dari pemerintah dan perhatian masyarakat yang berkurang, Aksi Kamisan tetap berperan penting dalam menjaga ingatan kolektif dan mendorong dialog tentang isu-isu HAM. Dengan potensi kolaborasi dengan organisasi internasional dan pemanfaatan media digital, Aksi Kamisan berupaya memperluas jangkauan dan dampaknya, terutama dalam menarik dukungan dari generasi muda.
Copyrights © 2024