Latar Belakang: Tanaman gandarussa (Justicia gendarussa Burm. F.) diketahui memiliki flavonoid, alkaloid, triterponoid, tannin, justicin, steroid, dan gendarusin A dan B. Secara empiris, tanaman ini dapat digunakan sebagai obat untuk memar, bengkak, sakit pinggang, nyeri sendi, demam, antibakteri, bisul, borok, dan patah tulang. Tujuan: Studi ini mengukur zona hambat bakteri Staphylococcus aureus ekstrak daun talas untuk mengetahui sifat antibakteri ekstrak etanol daun gandarusa. Metode: Penelitian uji daya hambat dengan metode difusi sumuran pada ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat. Ciprofloxacin menjadi kontrol positif dan etanol sebagai kontrol negatif. Konsentrasi 75; 50; 25;10; 5; 2.5 digunakan untuk control, ekstrak dan fraksi. Data deskriptif menggunakan data kualitatif dan kuantitatif . Hasil : Nilai rata-rata diameter zona hambat ciprofloxacin (kontrol positif) memiliki zona daya hambat bakteri yang sangat kuat, 25,79 mm. Sedangkan nilai diameter zona hambat terhadap konsentraksi ekstrak etanol, fraksi n-heksana & fraksi etil asetat berturut-turut pada konsentrasi 75% ( 25,18 mm; 30,02 mm & 25,36 mm), konsentrasi 50% (22,1 mm; 26,62 mm & 25.44 mm), konsentrasi 25% (19,22 mm; 23,8 mm & 21,18 mm), konsentrasi 10% ( 18,27 mm; 16,95 mm & 17.75 mm), konsentrasi 5% (13,36 mm; 12,31 mm & 14,43 mm) dan konsentrasi 2.5% (6,1 mm; 12,73 mm & 12,5 mm). Kesimpulan: Ciprofloxacin 25 μg/ml (kontrol positif) memiliki zona daya hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata nilai 25,79 mm yang termasuk kedalam kategori sangat kuat. Rata-rata nilai tertinggi ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarusa Burm. F), fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat memiliki daya hambat pada bakteri Staphylococcus aureus berturut-turut sebesar 25,18 mm; 30,02 mm dan 25,36 mm yang termasuk kedalam kategori sangat kuat. Ekstrak dan fraksi aktif dari daun gandarusa (Justicia gendarusa Burm. F) dapat digunakan sebagai alternatif penghambatan pada bakteri Staphylococcus aureus.
Copyrights © 2025