Penyintas kekerasan seksual yang mengalami proses posttraumatic growth (PTG) berpotensi menunjukkan perilaku upstander. Perilaku tersebut dapat memperkuat proses posttraumatic growth (PTG) yang dialami, sehingga memperoleh pencapaian optimal. Studi ini bertujuan mengidentifikasi pada tahap apa dalam proses posttraumatic growth (PTG) perilaku upstander muncul, memahami proses terjadinya, serta mengevaluasi dampaknya. Studi ini merupakan studi penelitian kualitatif dengan analisis kasus. Pengumpulan data menggunakan panduan wawancara posttraumatic growth (PTG) dan Theory of Planned Behavior (TPB). Screening test dilakukan menggunakan Global Psychotrauma Screen (GPS) untuk memilih partisipan berdasarkan usia saat mengalami kekerasan seksual, serta ketangguhan dan keberfungsian diri dalam satu bulan terakhir. Studi ini melibatkan tiga partisipan yang mengalami kekerasan seksual di atas usia sembilan tahun, melaporkan ketangguhan dan keberfungsian diri, serta pernah melakukan perilaku upstander. Pengolahan data menggunakan analisis tematik. Hasil studi ini menunjukkan bahwa perilaku upstander muncul pada tahap automatic and intrusive rumination, manage emotional distress, dan deliberate rumination dalam proses posttraumatic growth (PTG). Perilaku upstander pada tahap automatic and intrusive rumination dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang tidak disengaja, berdasarkan pengalaman partisipan studi. Sebaliknya, pada tahap manage emotional distress dan deliberate rumination dapat mendukung pencapaian posttraumatic growth (PTG). Perbedaan situasi tersebut sangat dipengaruhi oleh norma subjektif mengenai perilaku dan adanya atau tidak adanya kontrol perilaku yang dirasakan serta kontrol aktual yang memadai.
Copyrights © 2025